Prestasi di bidang reformasi birokrasi kembali diraih jajaran Kanwil Kemenkumham Jatim. Tahun ini, korps baju biru langit itu mengantarkan sepuluh satker meraih predikat Wilayah Bebas dari Korupsi serta Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBK/ WBBM). Sehingga, sejak mengikuti kontestasi sejak 2018, saat ini sudah ada 20 dari 64 satker yang meraih predikat bergengsi di bidang reformasi birokrasi itu.
Dari kesepuluh satker itu delapan diantaranya meraih predikat WBK. Yaitu Lapas I Surabaya, Bapas I Surabaya, Bapas I Malang dan Lapas IIB Pasuruan. Juga Lapas IIB Mojokerto, Kanim II Non TPI Ponorogo, Rupbasan I Surabaya dan Rupbasan II Probolinggo. Sedangkan dua satker lainnya yaitu Kantor Wilayah Jawa Timur dan Kanim I TPI Tanjung Perak berhasil meraih predikat WBBM. “Alhamdulillah, selain sebagai pembina, Kanwil Kemenkumham Jatim juga sukses sebagai pelaksana dan meraih predikat WBBM,” ujar Kepala Kanwil Kemenkumham Jatim Krismono usai mengikuti acara Apresiasi dan Penganugerahan Zona Integritas Menuju WBK/ WBBM 2021 oleh KemenPAN-RB hari ini (20/12).
Krismono menjelaskan, secara nasional ada 4.402 satker dari seluruh kementerian/ lembaga, instansi dan pemerintah daerah yang mengikuti kontestasi pembangunan zona integritas. Dari jumlah itu, 558 satker berhasil meraih predikat WBK/ WBBM. Untuk Kemenkumham berhasil mengantarkan 55 satker meraih predikat WBK/ WBBM. “Dari Jawa Timur ada 10 satker, ini terbanyak secara nasional,” urai Krismono.
Pria asal Yogyakarta itu menerangkan bahwa capaian ini tak lepas dari kerja keras jajarannya. Termasuk juga dukungan dari masyarakat sebagai pengguna layanan dan stakeholder terkait. “Terima kasih atas dukungan, terutama masyarakat yang merasakan langsung pelayanan yang kami berikan,” terangnya.
Perjuangan panjang untuk meraih WBK ini juga telah dilalui Bapas Surabaya. Dimulai sejak tahun 2016, sedikit demi sedikit Bapas Surabaya melalukan perubahan dan memodernisasi diri. “Bapas Surabaya melakukan transformasi, sedikit demi sedikit memodernisasi pelayanan Bapas Surabaya, akhirnya lahirlah aplikasi Kerabat Bassura,” ujar Kabapas Surabaya, Arif Rahman.
KERABAT BASSURA merupakan inovasi Bapas Kelas I Surabaya yang diharapkan mampu mendekatkan penyedia layanan yakni Bapas Kelas I Surabaya dengan pengguna layanan (masyarakat) dan terjadinya sinergi sebagai sebuah ekosistem yang saling menguntungkan. “Fitur yang dikembangkan dalam aplikasi ini dapat memenuhi tugas dan fungsi Bapas Kelas I Surabaya antara lain; Penyelesaian penelitian kemasyarakatan (Litmas), Pengawasan Klien dalam bentuk Pelayanan Wajib Lapor Klien Bapas Kelas I Surabaya, Pembimbingan dan Pelatihan online bagi Klien Bapas Kelas I Surabaya dan Hotline Layanan,” papar Arif.
“Kami ingin mendigitalisasi seluruh layanan Bapas Surabaya dengan Kerabat Bassura sehingga kami lebih mudah menjangkau dan dijangkau masyarakat, sesuai tagline-nya, Mengikis Jarak Mengukir Asa” terang Arif.