January 27, 2015

PK Bapas Surabaya, Seberangi Lautan Upayakan Diversi

Surabaya, INFO_PAS – “Plong.” Itulah yang dirasakan Margono, seorang Pembimbing Kemasyarakatan (PK) Balai Pemasyarakatan (Bapas) Surabaya setelah berhasil melakukan mediasi terhadap kliennya yang tersangkut kasus pencurian.

Tak sia-sia Margobo menyeberangi lautan demi melakukan mediasi di Pulau Bawean. Pulau yang terletak di Laut Jawa, sekitar 80 mil atau 120 km sebelah utara Gresik.

“Berangkat dari Gresik jam delapan malam, sampai di lokasi jam setengah delapan pagi. Perjalanan kurang lebih 11  jam. Lelah pasti, tapi plong berhasil sepakat diversi. Anak ini masih punya kesempatan menjadi lebih baik,” cerita Margono kepada INFO_PAS, Selasa (27/1).

Margono, seorang Pembimbing Kemasyarakatan (PK) Balai Pemasyarakatan (Bapas) Surabaya

Diberlakukannya Undang-Undang (UU) Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA) No. 11 Tahun 2012 tentu membuat tugas Margono dan para PK anak lainnya semakin kompleks. Peran PK dalam amanat UU SPPA sangatlah nyata bahwa PK terlibat sejak tahap pra ajudikasi, ajudikasi hingga post ajudikasi, yaitu melakukan pendampingan, pembimbingan, dan pengawasan.

“Ini justru menjadi tantangan bagi kami. UU ini menantang PK untuk bekerja lebih baik,” kata Nadzif Ulfa, Kepala Bapas (Kabapas) Surabaya.

Senada dengan Kabapas, hal yang sama disampaikan Kepala Seksi Bimbingan Klian Anak Bapas Surabaya, Tri Pramoedjo. “Dibandingkan dengan dulu, kini tugas PK anak menjadi semakin banyak. Dulu cukup membuat penelitian masyarakat (litmas) untuk sidang pengadilan. Sekarang litmas dibuat untuk mediasi di tingkat kepolisian, kejaksaan, dan pengadilan. Jika tak berhasil juga, maka dibuat litmas untuk sidang di pengadilan. PK juga bertugas untuk melakukan pendampingan selama proses diversi berlangsung,” paparnya.

Ditanya mengenai jumlah diversi yang berhasil dilakukan Bapas Surabaya yang mencakup wilayah kerja Surabaya, Mojokerto, Gresik, Jombang, dan Sidoarjo ini, Nadzif mengatakan bahwa sepanjang enam bulan terakhir, keberhasilan kegiatan mediasi yang dilakukan PK-nya mencapai 77 persen.

“Dari 77 kegiatan mediasi, sebanyak 59 berhasil dilakukan diversi. Dari jumlah tersebut, 35 sudah ada penetapan dari hakim dan sisanya dalam proses penetapan,” pungkas mantan Kabapas Banjarmasin ini.

READ MORE

January 19, 2015

Sosialisasi Jatim Satu, Satu Jatim di Bapas Surabaya

Surabaya, INFO_PAS – Kepala Divisi Pemasyarakatan (Kadiv PAS) Jawa Timur, Djoni Priyatno, berkesempatan memberikan pengarahan mengenai Jatim Satu, Satu Jatim kepada pegawai Balai Pemasyarakatan (Bapas) Surabaya, Senin (19/1). “Kunjungan saya kali ini utamanya untuk penyatuan persepsi bagaimana agar langkah kita sama kedepannya,” ujar Djoni mengawali arahannya.

Kadiv PAS juga mengingatkan kembali mengenai tingginya remunerasi yang telah diterima petugas Pemasyarakatan. “Kita harus bisa mempertanggungjawabkannya, kita harus ubah mindsetkita sebagai pegawai,” tegasnya.

“Tumbuhkan rasa memiliki terhadap organisasi. Bapas ini milik kita bersama,” tambahnya.

Untuk mewujudkan Jatim Satu, Satu Jatim ini, pada kesempatan ini Djoni menyosialisasikan penyeragaman pemakaian seragam dan atribut Pemasyarakatan serta tata ruang perkantoran UPT Pemasyarakatan di wilayah Jawa Timur sehingga korps Pemasyarakatan dapat dibanggakan.

Kepala Divisi Pemasyarakatan (Kadiv PAS) Jawa Timur, Djoni Priyatno,

Selain itu, Djoni juga mengingatkan mengenai pelaksanaan apel pagi dan sore di lingkungan Pemasyarakatan. “Apel adalah cermin disiplin kerja sehingga seharusnya apel pagi lebih lama dari apel sore. Setiap petugas harus melaksanakannya,” katanya.

“Sewaktu-waktu juga akan diadakan apel siaga se-Jawa Timur yang diikuti seluruh pegawai per-wilayah dengan pembina apel Kadiv PAS atau Kepala Kantor Wilayah. Tujuannya untuk menyamakan persepsi,” tambahnya.

Pada temu mukanya kali ini, Djoni juga menjelaskan mengenai peran Pembimbing Kemasyarakatan (PK) yang disatu sisi akan lebih berat daripada petugas lapas atau rutan karena pertanggungjawaban kerjanya langsung melibatkan pihak lain.

“Bila penelitian kemasyarakatan kita jelek, maka kita akan malu. Jangan sampai ada PK copy paste, jangan juga ada PK menjanjikan. Jadilah PK profesional dengan tulisan dan tata bicara yang tertata. Ingatlah, orang lain yang menilai kerja PK. Kerja PK itu berat,” tegasnya.

Menanggapi hal itu, Kepala Bapas Surabaya, Nadzif Ulfa, mengatakan pihaknya saat ini terus melakukan konsolidasi demi pelayanan terbaik. “Konsolidasi, konsolidasi, dan konsolidasi. Itulah yang selalu kami laksanakan,” katanya.

Menutup arahannya, Djoni berpesan agar setiap insan Pemasyarakatan untuk selalu sharing dan sering melakukan pertemuan. “Keberhasilan organisasi itu juga dipengaruhi karena seringnya pertemuan. Mari kita berbagi, tingkatkan kedisiplinan, kerapihan, dan kebersihan lingkungan untuk Pemasyarakatan ramah dan bernuansa HAM demi Jatim Satu, Satu Jatim,” tutup Kadiv PAS.

READ MORE